Guru itu
cahaya lilin memukau malam
memancar prisma permata ilmu di
mana berada
pentas maya dititi segigih
pengertian
dengan visi suria maju di dada
kemajuan
Guru itu
adalah ibu dan ayah sekali gus
se dari awal dia berpesan
“mulakan
perjalanan dengan tulus
kutip
madu pengalaman setiap musim
harus
sabar meladeni dedebu penderitaan
jangan
terpukau tika kala menatap langit cinta
yang
belum tentu membunga
di
persada harapan”
Pernah dia berkata
“Terokailah
rahsia seanteronya
selagi harum mekar usia mu
dinyaringkan madu cita-cita
di setiap kelopak geografi
yang mewarnakan masa depanmu
serta nusa
dalam
pengembaraan bersejarah.”
Tentang maya
dia berpesan
“Jangan
tersesat di seberang sempadan
yang jaring
jeraminya cukup halus
memerangkap
tiap belia dan pelayar
melalui lelaman
liar dan tetingkap semerta
dan virusnya
pula menyelinap
setiap
penjuru”
Berbicara bab
susila
dia menyatakan
harapan
“Jangan
dilupa budaya dan resammu
rock dan rap
bukan tinggalan moyangmu
ecstasy dan
heroin bukan penyelamat luka
kebaratan
adalah pakaian asing
hedonisme
adalah perangkap zionis
segera kembali
bila tersasar
Maha
Pengampunnya tidak sesombong manusiamu”
“Pelayaran
usiamu masih jauh
lautan itu
penuh gelombang dan taufan
perhentian
cita-cita bukan ukuran sehasta
bahteramu bisa
berputar bila beremosi
justeru, jangan
lemas penasaran
bila mendongak
mendung kelabu
engkau
harapan generasi pertiwi”
MRSM Terendak
Mei 2006
|